Powered by Blogger.

Thursday 8 December 2016

Pekerjaan Yang Mustahil


Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya.

Baginda tiba-tiba merasa tertarik . Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama.

Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.

Abu Nawas segera dipangqil untuk menghadap baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,

“Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.

Abu Nawas tidak langsung menjawab. Ia berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.

Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu Iagi permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.

Abu Nawas pulang dengan hati masgul. Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini. Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.

Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. Ia menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.

“Ampun Tuanku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar peken‘aan hamba nanti.” kata Abu Nawas.

“Apa usul itu?”

“Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari Iagi.”

“Kalau hanya usulmu, baiklah.” kata Baginda. 


“Satu lagi Baginda ..... ”Abu Nawas menambahkan. 


“Apa Iagi?” tanya Baginda. 


“Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan Iangsung kepada para fakir miskin.” kata Abu Nawas. 


“Usulmu kuterima.” kata Baginda menyetujui. Abu Nawas pulang dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung. ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup. 


Desas—desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas Karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini. 


Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju Iapangan untuk melakukan salat Hari Raya ldul Qurban. Dan seusai salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin. 


Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja, 


“Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya Iagi?” 

“Tldak ada." jawab Baginda Raja singkat. 


Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. Ia berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar. 


“Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?” tanya Baginda Raja. 


“Hamba sudah siap sejak tadi Baginda.” kata Abu Nawas. 


“Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau tunggu?” tanya Baginda masih diliputi perasaan heran. 


“Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titan Paduka.” 


Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa keluar dari Iubangjarum. 


0 comments:

Post a Comment